Jumat, 28 Maret 2014

Deduktif Silogisme, Kategori Silogisme, Hipotesis Silogisme, dan alternatif Silogisme


Silogisme Kategorial
            Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Dan yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah.
 
Contoh :
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Akasia adalah tumbuhan (Premis Minor)
Akasia membutuhkan air (Konklusi).
Silogisme Hipotesis
            Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional hipotesis. Conditional hipotesis yaitu :
·         Bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen.
·         Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mn: Uang tidak ada.
K : Jadi manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Silogisme Alternatif
          Silogisme alternative adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative. Proposisi alternative yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternative yang lain.
Contoh :
My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah.
Mn : Kucing berada di luar rumah.
K : Jadi kucing tidak berada di dalam rumah.
Entimen
            Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak perlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya. Rumus entimen adalah : C=B, karena C=A.
Contoh :
Silogisme :
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK : Decin pegawai yang baik.
S : Decin tidak mau menerima suap.
Entimemnya:
Decom tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasannya :
C : Ali,ia
B : Tidak mau menerima suap.
C=B, karena C=A
 
Sumber :
http://yessa0409.blogspot.com/2013/03/silogisme-alternatif.html
http://acepgagan.blogspot.com/2013/01/silogsme-entimen.html
http://maryloarmanda.blogspot.com/2014/03/deduktif.html
 

Related Posts:

  • PENALARAN A. Pengertian dan Jenis Penalaran Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang si… Read More
  • Induktif generalisasi Hipotesis dan teori analogi hubungan kausal induksi dalam metode eksposisi Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena –… Read More
  • Penalaran Proporsi Inferensi dan Impilkasi Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dengan kata lain penalaran dapat juga diartikan sebagai suatu proses berpikir … Read More
  • Karangan Ilmiah, Non Ilmiah, dan Semi Ilmiah A.  KARANGAN ILMIAH Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan di tulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dapat juga diartikan sebagai tulisan yang didasari oleh has… Read More
  • METODE ILMIAH Pengertian Metode Ilmiah             Metode Ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuan melakukan … Read More

0 komentar :

Posting Komentar

KOMENTAR