Proposisi adalah “pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki arti
penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh kedua-duanya”.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Rumus ketentuannya :
Q + S + K + P
Keterangan :
Q : Pembilang / Jumlah
(ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)
Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah jelas berapa jumlahnya :
a. Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
b. Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
c. Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).
Contoh :
1. Gedung MPR terletak 500 meter dari jembatan Semanggi.
Jawaban :
1. Cari P (kata bendanya dulu) : Gedung MPR atau Jembatan Semanggi,
2. Pasang K (kopula) yang cocok : adalah
3. Bentuk S (subjek) yang relevan : (lihat contoh)
4. Cari bentuk Q – nya yang sesuai.
Benar :
Sebuah + gedung yang terletak 500 meter dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.
Salah
500 meter + dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah sekaligus.
Rumus ketentuannya :
Q + S + K + P
Keterangan :
Q : Pembilang / Jumlah
(ex: sebuah, sesuatu, beberapa, semua, sebagian, salah satu, bilangan satu s.d. tak terhingga)
Q boleh tidak ditulis, jika S (subjek) merupakan nama dan subjek yang pembilang nya sudah jelas berapa jumlahnya :
a. Nama (Pram, Endah, Ken, Missell, dll)
b. Singkatan (PBB, IMF, NATO, RCTI, ITC, NASA, dll)
c. Institusi (DPRD, Presiden RI, Menteri Keuangan RI, Trans TV, Bank Mega, Alfamart, Sampurna, Garuda Airways, dll)
S : Subjek adalah sebuah kata atau rangkaian beberapa kata untuk diterangkan atau kalimat yang dapat berdiri sendiri (tidak menggantung).
K : Kopula, ada 5 macam : Adalah, ialah, yaitu, itu, merupakan.
P : Kata benda (tidak boleh kata sifat, kata keterangan, kata kerja).
Contoh :
1. Gedung MPR terletak 500 meter dari jembatan Semanggi.
Jawaban :
1. Cari P (kata bendanya dulu) : Gedung MPR atau Jembatan Semanggi,
2. Pasang K (kopula) yang cocok : adalah
3. Bentuk S (subjek) yang relevan : (lihat contoh)
4. Cari bentuk Q – nya yang sesuai.
Benar :
Sebuah + gedung yang terletak 500 meter dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.
Salah
500 meter + dari jembatan Semanggi + adalah + gedung MPR.
Inferensi
dan Implikasi
Metode Inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang
digunakan oleh system untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan
menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau
kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokkan kaidah-kaidah
dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data.
Sedangkan untuk metode implikasi, perhatikan pernyataan berikut ini, “Jika
matahari bersinar maka udara terasa hangat”, jadi bila kita tahu bahwa matahari
bersinar, kita juga tahu bahwa udara terasa hangat. Karena itu akan sama
artinya jika kalimat tersebut kita tulis sebagai berikut, “bila matahari
bersinar, udara terasa hangat”, “sepanjang waktu matahari bersinar, udara
terasa hangat”, “matahari bersinar berimplikasi udara terasa hangat”. “matahari
bersinar hanya jika udara terasa hangat”.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan bahwa udara tersebut
hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa matahari bersinar. Sedangkan untuk
menunjukkan bahwa matahari bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara
menjadi hangat atau udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari
bersinar.
Wujud Evidensi merupakan semua fakta
yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan
untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak
boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam
wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang
dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari
suatu sumber tertentu.
Cara
Menguji Data
·
Observasi, yaitu melakukan peninjauan untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri
dengan mengadakan peninjauan atau observasi singkat untuk mengecek data atau
informasi tersebut.
·
Kesaksian, yaitu meminta keterangan dari orang lain, yang telah mengalami
sendiri atau menyelidiki sendiri persoalan tersebut.
·
Autoritas, yaitu meminta pendapat dari seorang ahli atau mereka yang telah
menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan semua kesaksian,
menilai semua fakta dan kemudian memberikan pendapat mereka sesuai dengan
keahlian mereka di bidang tersebut.
Cara
Menguji Fakta
·
Konsistensi, yaitu tidak ada satu evidensi yang bertentangan atau melemahkan
evidensi yang lain, maka argumentasi itu tidak akan meyakinkan pembaca atau
pendengar.
·
Koherensi, fakta yang digunakan sebagai evidensi harus koheren dengan
pengalaman manusia atau sesuai dengan pandangan juga sikap yang berlaku.
Penulis harus meyakinkan pembaca untuk menerima fakta-fakta dan jalan pikiran
yang dikemukakannya.
Cara
Menilai Autoritas
·
Tidak mengandung prasangka :
Pendapat
itu disusun berdasarkan pada hasil-hasil eksperimental yang dilakukannya.
Pengertian tidak mengandung prasangka juga mencakup hal lain, yaitu bahwa
autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data-data
eksperimentalnya. Bila faktor-faktor itu tidak mempengaruhi autoritas itu, maka
pendapatnya dapat dianggap sebagai pendapat yang objektif.
·
Pengalaman dan pendidika autoritas :
Pendidikan
yang diperoleh menjadi jaminan awal dan harus dikembangkan lebih lanjut dalam
kegiatan-kegiatan sebagai seorang ahli yang diperoleh melalui pendidikannya
tadi. Pengalaman yang diperoleh autoritas dengan penelitian yang dilakukannya
dan mempresentasikan hasil-hasil penelitian juga pendapatnya, akan lebih
memperkokoh kedudukannya, dengan catatan bahwa syarat pertama diatas harus
diperhatikan.
·
Kemashuran dan prestise:
Meneliti
apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas itu hanya
sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi dibidang lain.
Sering terjadi bahwa seseorang yang menjadi terkenal karena prestise tertentu,
dianggap berwenang pula dalam segala bidang. Selama apa yang dikatakannya hanya
merupakan pendapat, maka tidak menjadi masalah. Tapi sangat menyedihkan bila
pendapatnya itu dikutip dan diperlakukan sebagai suatu autoritas, tanpa
mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat itu dan dasar-dasar mana
yang dipakai dan diandalkan untuk menyusun pendapat tersebut.
·
Koherensi dengan kemajuan :
Pendapat
yang diberikan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan kemajuan jaman,
atau koheren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam bidang tersebut. Untuk
memperlihatkan bahwa penulis sungguh-sungguh siap dengan persoalan yang tengah
diargumentasikan, maka sebaiknya seluruh argumentasi itu jangan didasarkan
hanya pada satu autoritas. Dengan bersandar pada satu autoritas saja, maka hal
itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.
Sumber
:
http://hadi27.wordpress.com/penalaran-dalam-penulisan-karya-ilmiah/
http://randy-sutrisnoug.blogspot.com/2014/03/definisi-penalaran-proporsi-evidensi.html
http://pramsky.blogspot.com/2008/11/dasar-logika-proposisi-standar_19.html
http://andini-andhini.blogspot.com/2013/04/pengertian-penalaran-dan-proposisi.html
0 komentar :
Posting Komentar